KBRI Panama City Bantu Pemulangan 17 ABK ke Indonesia
KBRI Panama City kembali lagi menolong pemulangan anak buah kapal atau ABK asal Indonesia. Faksi perusahaan ikut menolong pemulangannya.
sabung ayam online 5 trick jitu menang besar di taruhan judi sabung ayam
Disampaikan Kemlu.go.id, Senin (23/11/2020), 17 WNI bekerja selaku ABK di Nuevo Jasmaru, Kapal Mega 811, Kapal Chung Kuo 999, dan Cung Kuo 91.
"Saya menyengaja langsung ke Lapangan terbang Tocumen ditemani Counsellor Protkons dan Pelindungan WNI, Bapak. Rheinhard Sinaga, untuk menjumpai dan pastikan jika semua ABK bawa seluruh dokumen komplet, keadaan kesehatan baik, dan hak-hak mereka diterima saat sebelum pulang," tutur Duta Besar Indonesia untuk Panama dan rangkapan yang lain, Sukmo Harsono yang barusan memberikan Surat Keyakinan ke Wakil Menteri luar neger Panama pada hari yang serupa.
Dalam peluang itu, Duta Besar Harsono berpeluang memberi makan siang, masker dan hand sanitizer untuk dibawa beberapa WNI dalam perjalanannya. Seluruh ongkos pemulangan atau repatriasi ABK Indonesia ini dijamin faksi perusahaan.
KBRI Panama selalu bekerjasama intens dengan faksi perusahaan dan faksi berkaitan yang lain di Panama untuk pastikan repatriasi berjalan mulus dan WNI bisa berjumpa kembali lagi dengan keluarga di Indonesia dengan selamat dan sehat.
Disamping itu, KBRI Panama City lengkapi beberapa WNI dengan Surat Info Jalan menjadi pegangan ABK diperjalanan transit atau waktu datang di Indonesia ke arah desa halaman.
Awalnya, Kemlu bekerjasama dengan Kementerian/Instansi di Pusat, Pemprov Sulawesi Utara dan Pemerintah kota Bitung sukses saranai kembalinya 155 ABK dan 2 mayat WNI yang bekerja pada bermacam kapal ikan Berbendera China lewat lajur laut ke Bitung, Sulawesi Utara Indonesia.
Keseluruhnya ABK itu berawal dari 12 kapal ikan China, dijumpai punya Dalian Ocean Fishing Co, perusahaan perikanan Tiongkok yang berpusat di Zhongshan, Dalian.
Mereka dipulangkan ke Indonesia memakai Kapal Long Xing 601 dan Long Xing 610, begitu seperti diambil dari Kemlu.go.id, Minggu (8/11/2020).
Proses debarkasi dikerjakan dengan mengaplikasikan prosedur kesehatan secara ketat. Keseluruhnya ABK sudah lalui rapid tes di atas kapal dengan hasil non-reaktif.
Seterusnya mereka masih lalui test PCR dan karantina di dalam rumah berkunjung yang dipersiapkan Pemprov Sulut.
Sedang 2 mayat ABK WNI yang diperhitungkan wafat sebab sakit akan jalani proses otopsi saat sebelum diberikan ke keluarga.
Kesuksesan repatriasi ini adalah tindak lanjut dua tatap muka bilateral di antara Menteri luar neger Retno Marsudi dan Menteri luar neger Wang Yi pada Juli dan Agustus 2020.
Repatriasi memakai langsung kapal ikan ke Indonesia adalah yang pertamanya kali dikerjakan.
Pulangkan ABK yang ketahan di beberapa posisi di dunia ditengah-tengah wabah COVID-19 jadi rintangan paling besar sebab banyak dermaga laut dunia larang pengurangan awak kapal.
Kerja sama RI - China ini tetap akan diteruskan untuk mengakhiri beberapa kasus ketenagakerjaan terhitung kerja sama penegakan hukum lewat proses kualitasal legal assistance.
Saranai repatriasi ini tidak terlepas suport penuh Kementerian/Instansi berkaitan baik di Pusat atau Pemprov Sulut dan Pemerintah kota Bitung.
Proses pemulangan beberapa ratus ABK Indonesia yang bekerja di beberapa kapal punya Dalian itu sudah diusahakan semenjak awalnya 2020.
Beberapa kapal ikan punya Dalian, terhitung Long Xing 629, sempat tertahan bermacam masalah hukum, dimulai dari sangkaan pemanfaatan karyawan dan praktek perbudakan kekinian sampai tindak pidana perdagangan orang (TPPO), yang korbannya ialah beberapa ABK Indonesia.
"Kemlu dan perwakilan pertamanya kali memperoleh report (laporan, red) atas masalah ini pada 3 Januari 2020, di saat itu kita memperoleh info ada tiga kematian dan status kapal berada di Samudera Pasifik dekat sama perairan Samoa, dan waktu kita terima info selekasnya kita gerakkan perwakilan di Wellington, Suva, dan Beijing," kata Judha pada 2 November 2020, diambil dari Di antara.
Usaha itu juga dilakukan tindakan oleh tatap muka bilateral di antara Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi. Salah satunya tatap muka berjalan di Kota Sanya, Hainan, China pada 20 Agustus 2020.
Serangkaian lobi dan tatap muka diplomatik yang sudah diawali semenjak awalnya tahun ini juga berbuntut pada terwujudnya persetujuan kerja sama pemberian perlindungan hukum bolak-balik (kualitasal legal assistance), yang meliputi kesepakatan ekstradisi, oleh pemerintahan Indonesia dan China.
Dari sisi kesepakatan kerja sama hukum dan repatriasi/pemulangan, Indonesia menggerakkan kerja sama penegakan hukum di antara ke-2 negara.
"Dalam masalah ini Bareskrim (Tubuh Reserse Kriminil Mabes Polri, red) sudah sampaikan keinginan untuk mendatangkan seseorang saksi, masyarakat negara China supaya bisa didatangkan pada persidangan kapal Long Xing 629 untuk dakwaan tindak pidana perdagangan orang," kata Direktur PWNI-BHI Kemlu RI waktu sesion dialog berkenaan ABK Indonesia yang diadakan secara virtual minggu ini.
Yok, turuti cerita dari Endrik atau yang lain dalam Program Berani Berbeda, hasil kerjasama di antara SCTV, Indosiar bersama medium digital Liputan6.com dan Merdeka.com.