Joe Biden Dikabarkan Tunjuk Tony Blinken Jadi Menlu Amerika Serikat


 Presiden dipilih Amerika Serikat Joe Biden diberitakan menunjuk Tony Blinken selaku menteri luar negeri. Blinken sempat juga memegang di kabinet Barack Obama.

taruhan slot terlaris 10 trick menang besar di slot online 2020

Berdasar pencarian, Tony Blinken ialah bekas riset di CSIS dan sekarang memegang selaku riset global di CNN. Dia telah kerja bersama Obama-Biden semenjak kampanye pemilihan presiden 2008.


Berdasar laporan Bloomberg, Senin (23/11/2020), waktu Joe Biden masih memegang selaku wapres, Tony Blinken adalah penasihatnya dalam keamanan nasional. Dia selanjutnya dipromosi jadi deputi menteri luar neger pada 2014.


Blinken bukan salah satu muka lama di team internasional Joe Biden. Ada juga Jake Sullivan, orang dekat Hillary Clinton, yang bisa menjadi penasihat keamanan nasional. Disamping itu, Linda Thomas-Greenfield yang memegang di Kemlu AS pada zaman Obama beritanya diputuskan jadi Duta Besar PBB.


Sebenarnya Joe Biden merencanakan umumkan kabinetnya pada Selasa 24 November 2020, tetapi berita ini bocor ke medium. Faksi Joe Biden malas memberi komentar. Blinken, Sullivan, dan Thomas-Greenfield masih tetap bungkam.


Menteri luar neger AS atau Secretary of State adalah salah kedudukan paling prestise dalam kabinet. Sekarang ini, bekas direktur CIA Mike Pompeo menggenggam kedudukan itu.


Presiden dipilih AS Joe Biden akan umumkan penyeleksian kabinetnya yang pertama pada Selasa 24 November, kata Kepala Staff Gedung Putih Ron Klain di hari Minggu.


"Anda akan menyaksikan kabinet pertama yang dipilih di hari Selasa ini. Tapi bila Anda ingin ketahui apakah itu tubuh Kabinet, siapakah yang akan ada di tubuh-badan Kabinet itu, Anda harus menanti presiden dipilih untuk menjelaskannya sendiri di hari Selasa," kata Klain saat interviu dengan "This Week" ABC.


Merilis situs Kanal News Asia, Senin 23 November 2020, presiden mendatang, seorang Demokrat, sudah janji untuk membuat pemerintah yang menggambarkan keberagaman negara. Ia menjelaskan pekan kemarin jika dia sudah pilih sekretaris Departemen Keuangannya.


"Kami sudah membuat keputusan itu," kata Biden pada pertemuan jurnalis.


"Dan Anda akan mendapati seorang yang menurut saya akan diterima oleh seluruh komponen Partai Demokrat... progresif ke konsolidasi moderat."


Calon yang masuk ke daftar Biden terhitung bekas Ketua Fed Janet Yellen, Gubernur Fed Lael Brainard, Sarah Bloom Raskin, bekas gubernur Fed, dan Raphael Bostic, presiden Federasi Reserve Bank Atlanta.


Pada pemilu AS 2020, selama ini hasil memberikan Joe Biden menang selaku presiden dipilih di Negeri Paman Sam. Walau hal tersebut masih dilawan oleh Donald Trump sampai sekarang ini.


Tetapi, jika Biden telah melangkah ke Gedung Putih, dia diprediksi akan bawa AS pada adat masa lampau.


Hal tersebut jadi perhatian Foreign Kebijakan Community of Indonesia (FPCI) pada acara dialog Global Town Hall pada Jumat 20 November 2020 malam.


Dalam dialog bertema "Welcome Back, Amerika!", beberapa panelis yang datang sama-sama melempar alasan mengenai apa yang akan berlangsung di Amerika waktu periode kepresidenan Joe Biden diawali.


Beberapa panelis dalam dialog ini terbagi dalam Ketua Asia Grup dan Bekas Orang kepercayaan Menteri Luar Negeri untuk Kepentingan Asia Timur dan Pasifik Kurt M. Campbell, Presiden International Republican Institute (IRI) Dr. Daniel Twining dan Rebecca Lissner dari Perguruan Tinggi Perang Angkatan Laut AS.


Dialog ini diawali dengan pengkajian berkenaan jalinan Amerika Serikat dan China, ke-2 negara ini dijumpai sudah alami kemelut di periode kepimpinan Presiden Trump. Walau Biden dipandang pernah dekat sama Beijing, tetapi fungsinya tetap tentukan arah diplomasi di antara ke-2 negara yang akan datang.


Seorang profesor terpenting namanya Joseph S. Nye Jr, mengutarakan jika kepimpinan Biden kemungkinan turunkan kemelut di antara AS dan China. Tetapi, diplomasi ke-2 nya tidak bisa kembali lagi seperti 10 atau 20 tahun lalu.


Dia menjelaskan jika Biden tidak ambil langkah agresif sama seperti yang Trump kerjakan dalam memberi respon China. Dia memandang Biden akan dengarkan pendapat khalayak saat sebelum jalankan performanya.


Kemenangan Biden kemungkinan berpengaruh pada jalinan di antara China dan Hong Kong dan China dan Taiwan. Beberapa negara itu sedang bertabrakan atas kebutuhan yang lain.


Joseph S. Nye Jr, mengutarakan jika kemenangan Biden tidak bisa hentikan tekad Beijing untuk tundukkan Taiwan. Sesaat Negeri Formosa tetap bertahan selaku negara mandiri.


Walau begitu, Profesor Joseph percaya jika bakal ada waktu di mana AS akan mengatasi kemelut di antara dua negara itu.


Opini lain dari Bekas Orang kepercayaan Menteri Luar Negeri untuk Kepentingan Asia Timur dan Pasifik Kurt M. Campbell, dia mengatakan jika kemenangan Biden akan hidupkan kembali lagi diplomasi ala-ala Obama, di mana AS akan lakukan kesepakatan ekonomi dengan beberapa negara di Asia.


"AS akan tiba dengan taktik ekonomi seperti dahulu. Mereka akan lakukan kerja sama kembali lagi dengan sekutu atau teman dekat-sahabatnya di Asia," tambah Kurt.


Rebecca Lissner dari Perguruan Tinggi Perang Angkatan Laut AS ikut juga menjelaskan jika Biden akan bawa angin positif ke Asia, dia akan hidupkan kembali lagi beberapa hal yang ketinggalan dalam periode kepimpinan Trump.


Tetapi, opini berlainan tiba dari Daniel, di mana dia menjelaskan jika China bisa menjadi teror untuk AS walaupun Biden sudah jadi presiden. Dia menunjuk jika China tetap memperlihatkan invasinya menjadi negara yang punya pengaruh.


Dibalik ketidaksamaan opini itu, beberapa panelis setuju jika kepimpinan Biden bisa bawa keinginan jika seluruh ekspetasi bisa berlangsung.


Makin banyak negara sisi dapat diprediksikan juaranya dalam pemilihan presiden AS. Tetapi prediksi juara tidak berbeda semenjak Sabtu. Meskipun begitu tim sukses petahana Donald Trump meneruskan beberapa usaha hukum, sesaat tim sukses Presiden Dipilih Joe Biden m...


Postingan populer dari blog ini

Citizens mentioned strong fights happening eastern of Khan Younis, southerly Gaza's most extensive area and also Palestinian

It is striking how often people now speak of “a common humanity” in ethically inflected registers,

Why exists a lot complication about 'vagina' as well as 'vulva'?