Harapan Raja Salman kepada Dunia di Tengah Pandemi COVID-19
Raja Salman berhasil mengadakan KTT G20 virtual pada 21-22 November 2020 di Arab Saudi. Wabah COVID-19 jadi tema khusus dalam tatap muka.
sabung ayam online 5 trick jitu menang besar di taruhan judi sabung ayam
Raja Salman memberi perkataan penutup atas kesuksesan G20 dalam memberi keinginan di dunia lewat communique (pengakuan bersama).
"Kita sudah sukses berpesan keinginan dan ketenangan ke masyarakat kita dan rakyat seuruh dunia lewat communique final pada tatap muka pimpinan ini," tutur Raja Salman seperti dikutip Arab News, Senin (23/11/2020).
Raja Salman berbicara negara G20 memiliki komitmen untuk bekerja bersama menantang COVID-19. Mereka adopsi peraturan ekonomi yang tahan banting, berkepanjangan, inklusif, dan imbang untuk sembuh dari wabah.
Mekanisme perdagangan ekonomi dunia yang inklusif untuk seluruh kelompok ikut jadi konsentrasi.
"Banyak kebijakan ini akan jaga momen untuk bikin mekanisme perdagangan global bekerja untuk semuanya, dan membuat beberapa kondisi untuk raih perkembangan yang berkepanjangan," tutur Raja Salman.
Raja Salman berbicara beberapa negara G20 akan bekerja untuk memberi dasar untuk raih kesempatan untuk menantang bermacam rintangan global, terhitung jaga planet.
"Tindakan bersama-sama dan individu kita akan penting dalam menangani rintangan global yang kita menghadapi," katanya.
Arab Saudi janji tetap akan bermain peranan kunci dalam G20.
Raja Salman memberikan presidensi G20 ke Italia yang bisa menjadi tuan-rumah G20 2021.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menerangkan, financial trek jadi salah satunya topik ulasan di Pertemuan Tingkat Tinggi (KTT) G20. Financial trek jadi salah satunya usaha untuk hadapi Covid-19.
Menurut Sri Mulyani, konsentrasi dari pengkajian dalam financial trek tersangkut pertama jika Covid-19 sudah mengakibatkan imbas yang paling benar-benar mengagumkan di beberapa negara. Oleh karenanya, seluruh negara lakukan peraturan bersama untuk tangani Covid dan kembalikan ekonomi supaya sembuh kembali lagi.
"Suport peraturan ekonomi dan keuangan khususnya di bagian pajak, moneter, dan peraturan di bagian bidang keuangan perlu dikerjakan dan lagi dikerjakan," tutur ia dalam pengakuannya, Minggu 22 November 2020.
Sri Mulyani menjelaskan, walau pada kuartal III-2020 banyak ekonomi di negara G20 telah memperlihatkan ada pembalikan, tetapi itu masih awalnya dan masih ringkih. Hingga, dalam pengkajiannya supaya banyak kebijakan untuk memberikan dukungan perbaikan perekonomian masih dikerjakan dan jangan diambil begitu awal.
Berarti peraturan pajak, moneter, dan peraturan bidang keuangan tetap harus digerakkan sampai ekonomi benar-benar sembuh secara kuat.
"Dalam financial trek diulas berkenaan pembiayaan dari vaksin Covid-19 yang pasti mengonsumsi sumber yang besar sekali. Dalam masalah ini diulas berkenaan bagaimana beberapa negara khususnya negara berkembang dapat memperoleh akses vaksin," tambah ia.
Oleh karenanya, Sri Mulyani mengutamakan keutamaan fungsi instansi multilateral dalam memberi suport permodalan untuk beberapa negara berkembang atau negara miskin untuk memperoleh vaksin. Menurut dia, akses pada vaksin ini penting sebab tidak bakal ada perbaikan perekonomian di penjuru dunia sampai semua negara memperoleh akses vaksin.
Yok, turuti cerita ini atau yang lain dalam Program Berani Berbeda, hasil kerjasama di antara SCTV, Indosiar bersama medium digital Liputan6.com dan Merdeka.com.